Senin, 06 April 2009

Ebeg, Kuda Lumping Yang Tidak Makan Beling


   

Lagu eling eling Banyumasan dengan diiringi suara gamelan jawa berkumandang mengiringi gerak dan langkah muda mudi menari berjoget sambil menunggang kuda yang terbuat dari anyaman bambu, yakni Ebeg atau Kudaluping atau Kudakepang

 

Para muda mudi menari dengan Kudalumping / Kuda kepang atau Ebeg diacara Festival Ebeg Banyumasan yang diadakan pemkab Banyumas pada  minggu (22/3) bertempat dilapangan kantor kecamatan Jatilawang Banyumas.

 

Ketua panitia Festival Ebeg Banyumasan Titi Pujiastuti, yang juga camat Jatilawang, mengatakan sebanyak 27 grup kesenian Ebeg se kabupaten Banyumas turut andil meramaikan Festival Ebeg

Acara ini digelar dalam rangka memperingati Hari jadi Kabupaten Banyumas yang ke 427 sekaligus “nguri uri kesenian tradisonal khas Banyumas” tutur Puji.

 

Puji menambahkan ada beberapa kriteria yang dijadikan sebagai acuan untuk penilaian bagi para peserta Festival Ebeg Banyumasan.

"Dimana setiap peserta yang turut berlomba harus memenuhi adat budaya Banyumasan. Selain itu ada tiga katagori penilaian untuk peserta festival yaitu, Kreatifitas, Garap dan Penampilan.


Untuk garap atau model yang meliputi “Wirogo(olah gerak badan), Wiroso(penghayatan) dan Wiromo(keserasian irama) harus menggunakan ‘ Gagrak Banyumasan” ucap Puji sambil menerangkan bahwa pemenang Festival akan mendapatkan uang pembinaan sebesar Rp 2,5 juta untuk tiga pemenang


Festival Ebeg Gagrak Banyumasan dibanjiri ratusan penonton yang datang dari berbagai kecamatan di wilayah Kabupaten Banyumas yang ingin menyaksikan gruop kudalumping yang mewakili wilayahnya tampil unjuk kebolehan.

Dalam acara Festival Ebeg kali ini peserta hanya menampilkan gerak tari dan langkah dan tidak melakukan aksi makan beling dan kaca(kesurupan)seperti pertunjukan Ebeg biasanya(Pur) 

  

 

   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar